Lalang
Membina Kehidupan Abadi, Bab 4
“Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan diladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: seorang musuh yang melakukannya.” (Matius 13:27,28).
Perumpamaan tentang lalang – atau rumput liar – fokus pada gereja, bukan pada dunia, karena di dalam gerejalah kita bertumbuh dan dimatangkan untuk tuaian Allah. Lalang mewakili mereka yang ada di gereja Allah yang tampak seperti pengikut-Nya tetapi sesungguhnya rumput liar. Sama seperti rumput liar seringkali menyerupai tanaman yang diinginkan dan sulit dideteksi, begitu pula mereka yang ada di dalam gereja yang mengaku pengikut Kristus tetapi yang sesungguhnya produk penipuan Setan seringkali sulit dibedakan dari orang Kristen sejati.
Kristus dengan jelas mengajarkan bahwa mereka yang bersikeras dalam dosa harus dipisahkan dari gereja, tetapi Ia tidak memberi kita pekerjaan menghakimi karakter dan motif. Perumpamaan itu mengajarkan agar kita biarkan lalang mempunyai waktu yang cukup untuk menunjukkan siapa mereka sebenarnya. Beginilah Allah mengatasi Setan dan masalah pertentangan besar itu. Ketika setan pertama kali menantang Allah di surga, para malaikat tidak sepenuhnya melihat tabiatnya. Allah sangat bersabar dengan Setan. Tidakkah kita setidaknya sabar dengan rekan anggota gereja kita, membiarkan mereka untuk menunjukkan apakah mereka itu lalang atau gandum yang baik?
Yesus sendiri yang akan jadi Hakimnya. Ia akan memutuskan siapa yang layak hidup bersama Dia selamanya di surga. Pernyataan pada akhirnya tidak akan berguna; adalah tabiat – entah kita ini lalang atau gandum yang baik – yang memutuskan nasib kita.
Pokok Pikiran: “lalang itu amat menyerupai gandum manakala tunasnya masih hijau; tetapi bila lalang itu menguning siap untuk dituai, rumput-rumput yang tidak berguna itu tidak menyerupai gandum…. Orang berdosa yang berpura-pura saleh yang berbaur dengan pengikut-pengikut Kristus…. Tetapi pada masa penuaian dunia tidak ada kemiripan diantara yang baik dan yang jahat” (Membina Kehidupan Abadi, hlm. 51).
Pelajaran Hari Ini: Inti dari perumpamaan ini bukanlah kita mesti menghakimi dan mengutuk orang lain sebagai lalang tetapi bahwa kita harus melihat pada kehidupan kita sendiri dalam kerendahan hati dan rasa tidak percaya pada diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar