Rabu, 18 Agustus 2010

Minggu, 22 Agustus 2010

Makna Rohani Dari Hukum Allah

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)

ketika Yesus menjelaskan sifat rohani dari hukum kepada orang-orang yang duduk dihadapan-Nya di sisi bukit, Ia sedang membukakan kepada mereka prinsip-prinsip hukum yang sama yang Ia sendiri telah nyatakan berabad-abad sebelumnya kepada bangsa Israel dalam api yang menyala-nyala digunung Sinai. Ia meyakinkan para pendengar-Nya bahwa bukan maksud-Nya untuk menyisihkan sedikit pun ketentuan dari hukum. Prinsip-prinsip kebenaran yang tercakup dalam hukum tidak terubahkan seperti takhta Allah. Justru, Yesus datang untuk meninggikan hukum itu. Ia datang untuk “menggenapi” hukum itu, artinya “memenuhi” persyaratan hukum itu, memberikan kita teladan kesesuaian sempurna kepada kehendak Allah.
Kapan pun manusia memilih jalan mereka sendiri, mereka menempatkan diri menentang Allah. Mereka tidak akan mempunyai tempat dalam kerajaan surga, karena mereka berlawanan dengan prnsip-prinsip surga itu sendiri. Sekalipun mereka yang mencoba menjadi pemelihara hukum bisa saja bertentangan dengan Allah. Kebiasaan orang-orang Farisi yang keras, dan kaku, kurang merasakan kedalaman, kelembutan, atau kasih, hanya merupakan batu sandungan bagi orang-orang berdosa. Satu-satunya iman yang benar adalah yang “bekerja oleh kasih” (Galatia 5:6) untuk memurnikan jiwa. Ini seperti ragi yang mengubah tabiat.

Pokok Pikiran: “keadaan hidup yang kekal, dalam kasih karunia, adalah seperti keadaan di Eden – kebenaran yang sempurna, rukun dengan Allah, sesuai dengan prinsip-prinsip hukum-Nya. Standar tabiat yang ditunjukkan dalam Perjanjian Lama sama dengan yang ditunjukkan dalam Perjanjian Baru. Standar ini bukanlah standar yang tidak dapat kita capai. Dalam setiap komando atau perintah yang diberikan Allah terdapat suatu janji, komando yang…mendasar. Allah telah membuat ketentuan bahwa kita bisa menjadi sepeerti Dia, dan Dia akan melaksanakan hal ini bagi semua orang yang menghalangi kehendak jahat dan dengan demikian menggagalkan kasih karunia-Nya” (Khotbah Di Atas Bukit, hlm. 87)

Pelajaran Hari ini: Allah telah berjanji menaruh hukum-Nya ke dalam hati kita dan menuliskannya pada pikiran kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar