Senin, 13 September 2010

Senin, 13 September 2010

Keuntungan yang Sia-sia
Membina Kehidupan Abadi, Bab 20

"Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." (Lukas 12:20,21).

Yesus menceritakan perumpamaan ini setelah seorang pria meminta Dia menyelesaikan percekcokannya bersama-sama saudaranya tentang warisan. Yesus bisa saja memberikan suatu aturan pada persoalan itu. Ia mengetahui bahwa itu adil dan benar. Tetapi Ia juga mengetahui bahwa saudara bersaudara itu bertengkar karena keduanya tamak. Jadi Ia sebenarnya menjawab, “Bukanlah pekerjaan-Ku untuk menyelesaikan masalah seperti ini. Aku datang untuk mengabarkan Injil dan menarik perhatian pada perkara-perkara abadi.
Kemudian Ia menceritakan sebuah kisah tentang orang kaya yang bodoh. Dalam melakukanya, Ia ingin mengemukakan kebodohan menempatkan hasrat kita pada dunia ini dan mengabaikan kenyatan-kenyataan kekal. Orang kaya dalam cerita-Nya telah menerima semua kekayaannya dari Allah. Allah telah menyebabkan semua hasil panennya tumbuh subur dan memberkati dia dengan tuaian yang berlimpah. Orang kaya itu begitu memprhatikan urusan kekayaannya sehingga tidak memikirkan Allah, sumber dari semua berkatnya. Ia tidak pernah menganggab bahwa Allah telah memberikan dia kekayaan agar dia bisa membantu orang yang membutuhkan. Ia bisa dengan mudah memenuhi kebutuhan orang banyak. Tetapi ia menutup hatinya kepada orang miskin dan menggunakan kekayaannya yang besar untuk menyenangkan diri sendiri.
Ketika ia mati, kekayaannya tidak berarti baginya, karena ia tidak memiliki harta di surga.

Pokok Pikiran: “Orang ini telah hidup dan membuat rencana untuk dirinya sendiri. Ia melihat bahwa masa depannya tersedia berlimpah-limpah; tidak ada apa-apa baginya sekarang kecuali menimbun harta dan mengecap hasil-hasil pekerjaannya. Ia menganggab dirinya sabagai diperkenan lebih dari orang lain dan memujikan dirinya atas pengurusannya yang bijaksana. Ia dihormati oleh sesama warga kotanya sebagai seorang mempunyai pertimbangan yang baik dan sebagai seorang warga yang makmur.
Satu-satunya perkara yang berharga baginya sekarang, justru tidak disimpannya” (Membina Kehidupan Abadi, hlm.1993).

Pelajaran Hari Ini: Pelayan setia akan menyimpan harta disurga dengan memberi berkat kepada orang lain dengan harta duniawi yang telah diberikan kepada mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar