Biarkanlah Dia Tumbuh Tahun Ini Lagi
Membin Kehidupan Abadi, Bab 17
Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?" (Lukas 13:16)
Perumpamaan tetang pohon ara yang tak berbuah mengilustrasikan tugas kemurahan Kristus ke dunia, sama halnya dengan keadilan Allah dan penghakiman-Nya terhadap dosa. Allah tidak mengutus anak-Nya ke bumi untuk menghukum manusia dan agar mereka bisa diselamatkan oleh pengorbanan-Nya sendiri (lihat Yohanes 3:17). Namun demikian, justru bangsa yang seharusnya sudah lama menunggu-nunggu Dia yang telah menolak-Nya. Allah telah memberkati bangsa Yahudi dengan semua kelebihan yang mungkin Ia curahkan agar berbuah dan bersemangat secara rohani, tetapi meskipun dengan semua yang Ia telah lakukan, Israel ternyata pohon ara yang tak berbuah. Ia hanya menempati sebuah tempat dalam kebun anggur-Nya yang seharusnya bisa di isi oleh pohon yang menghasilkan buah. Bangsa Israel merampok berkat untuk dunia yang Allah maksudkan agar dibagikan kepada orang lain.
Dalam perumpamaan itu, tidak ada yang akan memberikan sukacita lebih besar pada si pemilik pohon ara daripada melihatnya bertumbuh dan menghasilkan buah banyak. Ia tidak menyerah; ia bahkan menunjukkan perhatian yang lebih lagi. Ia memutuskan untuk membiarkannya selama mungkin. Tetapi bila bangsa Yahudi tetap tidak berbuah dan tidak memperlihatkan reaksi, waktunya akan tiba dimana pohon itu harus ditebang.
Peringatan itu bukan hanya untuk bangsa Israel saja; tapi untuk kita juga sekarang ini. Berapa lama kita sudah menerima pemberian Tuhan? Apakah kita ini pohon yang tak berbuah di kebun anggur Tuhan? Kita sudah menerima berkat yang melimpah dari Allah, dan Ia mengharapkan kita menjadi saluran dari berkat yang sama ini kepada orang lain. Kita harus menghasilkan buah untuk kemuliaan-Nya.
Pokok Pikiran: “Hati yang tidak menyambut kepada pekerjaan Ilahi menjadi keras sampai tidak bisa lagi terpengaruh oleh Roh Kudus. Maka pada saat itulah kata-kata diucapkan, Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma?” (Membina Kehidupan Abadi, hlm. 165).
Pelajaran Hari Ini: meskipun kita telah mengabaikan kesempatan-kesempatan untuk menjadi saksi yang setia bagi Allah, Ia tidak menebang kita—Ia terus memberikan kesempatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar