Senin, 23 Agustus 2010

Kamis, 26 Agustus 2010

“Penabur Pergi Menabur”
Membina Kehidupan Abadi, Bab. 1,2

”Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." (Matius 13 :23).

Kristus mengilustrasikan sifat dasar kerajaan surgawi dengan sebuah kisah tentang pria yang menabur benih. Ia menuntun pikiran para pendengar-Nya dari benih harafiah yang ditabur di tanah ke benih Injil yang ditebarkan kedalanm hati manusia dan membawa pria dan wanita kembali setia kepada Allah. Seperti seorang penabur di ladang Yesus datang untuk menebarkan gandum kebenaran surgawi. Hukum yang sama mengatur penaburan benih di tanah juga mengatur penaburan benih kebenaran.
Kerajaan Allah bukanlah untuk diberlakukan dengan paksaan tetapi dengan menanamkan sebuah prinsip baru di dalam hati pria dan wanita. Benih itu adalah firman Allah, dan intisari benih itu adalah cara baru melihat kebenaran dan tanggung jawab kita sebagai anak-anak Allah. Benih Injil adalah tentang Allah yang berkuasa atas alam semesta. Setan melakukan yang terbaik untuk mengacaukan ini dan membuat salah mengerti.
Bilamana kita menyelidiki Kitab Suci, kita akan memperoleh pengetahuan praktis tetang rencana keselamatan yang akan memulihkan gambaran Allah dalam jiwa kita dan menguatkan kita melawan godaan. Menerima benih Injil dalam kehidupan kita akan menyanggupkan kita untuk bekerja selaras dengan misi kemurahan Kristus kepada dunia.

Pokok Pikiran : “Jadi begitulah sang penabur mempunyai suatu pekerjaan untuk dilaksanakan agar benih itu tidak terhimpit oleh duri-duri atau binasa sebab kedangkalan tanah. Pada permulaan kehidupan umat beragama, setiap orang yang percaya harus diajarkan prinsip-prinsip dasarnya. Ia harus diajarkan bahwa ia buka sekedar diselamatkan oleh pengorbanan Kristus, melainkan bahwa kehidupan Kristus harus menjadi kehidupannya dan tabiat Kristus menjadi tabiatnya. Hendaklah semua orang diajar bahwa mereka harus memikul beban dan menyangkal kecendrungan-kecendrungan sifatnya… bajak kebenaran akan melakukan pekerjaannya” (Membina Kehidupan Abadi, hlm. 38).

Pelajaran Hari Ini: Saat kita menyelidiki Kitab Suci, maka Allah sedang menaruh benih dalam peikiran kita - benih yang akan mengubah tabiat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar