Selasa, 07 September 2010

Selasa, 7 September 2010

“Tidakkah Allah Membenarkan Orang Pilihan-Nya?”
Membina Kehidupan Abadi, Bab. 14

“Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18: 7, 8).

Dalam perumpamaan ini, Kristus menarik suatu perbedaan tajam antara hakim yang tidak adil dan Allah. Hakim itu menyerah pada permintaan si janda hanya karena si janda itu bersikeras memaksakan permohonannya, dan ia ingin bebas dari janda itu. Ia tidak merasakan belas kasihan. Inti dari cerita Yesus adalah betapa berbedanya sikap Allah kepada mereka yang membawa kebutuhan mereka pada-Nya. Kita tidak bisa menyusahkan Allah dengan doa kita.
Setan adalah musuh besar kita. Ia mendakwa kita dihadapan Allah siang dan malam (lihat wahyu 12:10). Ia mencoba mengecat dosa kita dengan terang yang paling buruk. Tetapi Allah telah mengajak kita untuk datang kepada Dia ketika setan menekankan rasa bersalah kita. Ia berjanji untuk menegur setan dan melepaskan kita. Meskipun kita telah berdosa, Kristus telah mengambil rasa bersalah dosa kita atas diri-Nya sendiri dan memberikan kita kebenaran-Nya sendiri yang sempurna. Kita tidak dibiarkan tak berdaya melawan setan. Doa menggerakkan tangan Allah yang mahakuasa untuk kita.
Ikatan antara surga dan bumi lebih dekat dan kuat dari yang kita sadari. Para malaikat bergerak di tengah manusia sekarang sama seperti di masa Alkitab. Para malaikat agung ini diberikan untuk menjaga kita dan bekerjasama dengan usaha kita untuk hidup bagi Allah.

Pokok Pkiran: “Kristus tidak menginginkan begitu banyak dengan maksud untuk menebus waris-Nya dari pemerintahan setan. Tetapi sebelum kita dilepaskan dari kuasa setan yang ada diluar, kita harus dilepaskan dari kuasanya di dalam. Tuhan mengijinkan pencobaan agar kita dapat dibersihkan dari keduniawian, dari sifat mementingkan diri, dari tabiat yang kasar dan yang tidak menyerupai Kristus.... Acap kali kita memasuki dapur pencobaan dengan jiwa-jiwa kita digelapkan dengan sifat mementingkan diri; tetapi jika bersabar di bawah ujian yang berat, kita akan keluar memantulkan tabiat Ilahi” (Mebina Kehidupan Abadi, hlm. 131).

Pelajaran Hari Ini: Jika kita menyerahkan hidup kita kepada Yesus, kita tidak akan pernah ditempatkan dalam suatu keadaan yang tidak terpelihara oleh Allah. Ia akan selalu menjawab bila kita berpaling kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar